Lagi, feedback esai Humanistic Studies 1: Bahasa Gambar

“Images are properly selected, related to the topic and explains the ideas of essay.”

Begitulah deskripsi untuk level atau nilai 4 (tertinggi) dalam rubrik peniliaian critical essay di mata kuliah Humanistic Studies 1 untuk kriteria “presentation”. Di sini saya akan membahas tentang maksud deskripsi tersebut sekaligus menjelaskan makna “Presentation” sebagai salah satu dari empat kriteria penilian esai.

Saya harus mengawali dengan “mengapa” feedback ini penting untuk saya sampaikan kepada teman-teman mahasiswa.

Dari esai yang saya terima, hanya sedikit sekali dapat mencapai nilai 4 (maksimal) untuk sub-kategori images ini. bahkan tidak sedikit yang mengabaikannya tanpa memasukkan image apapun ke dalam esai mereka. sisanya, sebagian besar mahasiswa menggunakan image hanya untuk mencapai nilai 2: “Images are merely decoration.” Mereka yang mencantumkan kartun, karikatur atau komik ke dalam esai mereka yang berfungsi sebagai dekorasi semata memang tidak berhasil menjelaskan ide-ide esai mereka sehingga tidak layak mendapat skor lebih. Padahal, menurut saya banyak dari esai mereka yang bisa menggunakan ‘bahasa gambar’ dengan lebih efektif dibandingkan apabila mereka menuliskannya sebagai narasi.

contohnya adalah ketika mahasiswa menjelaskan tentang konflik yang terjadi di suatu wilayah di Indonesia, di mana konflik tersebut terjadi antara dua kampung yang berdekatan. gambar apa yang dapat menjelaskan hal ini supaya satu dua kalimat (bahkan satu paragraf, mungkin) dapat dihilangkan dari teksnya? saya pikir gambar peta wilayah dua desa tersebut bisa digunakan. atau ketika mahasiswa menjelaskan tentang hubungan antara pola makan dengan pemanasan global. rangkaian dua fenomena (pola makan dan pemanasan global) yang untuk pembaca awam agak susah dipahami hubungannya, bisa dibantu dengan peta konsep, yang artinya: bahasa gambar.

bahasa gambar tidak jarang merupakan bantuan yang dibutuhkan dalam penulisan esai. seringkali saya pribadi, yang merasa sering ‘mentok’ dalam menulis, membutuhkan gambar supaya ketika saya menjelaskan suatu peristiwa, tokoh, atau kejadian, membutukan bantuan gambar. misalnya saya mau menjelaskan bagaimana sulitnya bertransportasi umum di jakarta, kesan yang saya sampaikan akan lebih ‘afdol’ rasanya apabila perasaan dan pendapat saya diwakili juga dengan gambar bis yang reot dan berasap tebal, yang tengah pasrah di tengah macet tak berujung.

kemudian saya mendapat beberapa pertanyaan tentang “presentation”. “Bu, memangnya esai kita akan dipresentasikan? jadi gambar yang dimaksud dalam rubrik itu untuk powerpoint esai kita?”

ingin rasanya saya jawab dengan pertanyaan: “memangnya istilah presentation hanya sepadan dengan powerpoint dan berdiri cuap-cuap di depan kelas?”. presentasi adalah penyajian. menulis esai pun perlu penyajian yang baik. kertas yang bersih, jenis dan huruf yang mudah dibaca, pengaturan spasi yang rapi, dsb (dan menurut saya presentasi di wordpress ini sebenarnya kurang appealing buat mata saya :P). Meletakkan dan memadukan gambar dengan tulisan juga perlu dipertimbangkan dalam presentasi sebuah esai.

melalui pengalaman menulis esai ini, saya berharap teman-teman mahasiswa jadi lebih peka terhadap penggunaan istilah, baik istilah image (sayangnya terlalu sempit kita artikan sebagai gambar) ataupun istilah presentasi. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya dan di berbagai kesempatan, bahwa esai di mata kuliah ini sebenarnya adalah bagian kecil dari proses belajar yang panjang. maka senang sekali kalau kita bisa belajar banyak dari penulisan esai ini ya, teman-teman =)

Leave a Comment